expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 04 April 2015

The Death of Valentine Days



The death of valentine days!
Tittle                : The death of valentine days!
Author             : reina_tan
Genre              : Sad, Romance
Rating             : PG15
Length             : Oneshoot (?)
Cast                 :
ü  Jeon Jung Kook  (BTS)
ü  Cho Ji Hyun (OC)
ü  Ok Taecyeon (2PM)
ü  Kwon Ji Young /G-Dragon (BigBang)
Disclaimer       : All cast in this story are not mine, but the story, idea, and cover are mine! Don’t copy or share this story withot my permission. Don’t bashing, if you don’t like my story just Don’t Read, dear.

A/N : Annyeong...... (bow bareng Jungkook ^^) aku bawa ff  abal-abal baru lagi nih dengan cast bias ku /Joongkook/ ..... semoga suka ya dengan ceritanya. Maaf kalau ada typo atau kata-kata yang gak sesuai dengan EYD hehehe.. Saran dan komentar ditunggu... ^^ (Bow lagi bareng Jungkook^^).
Summary :
Kau tau betapa sakitnya dan menderitanya terpisah dari orangtuamu sendiri?! – Kwon Ji Young
Jangan pernah kau menyentuhnya, walau hanya seujung rambutnya saja! – Cho Ji Hyun
Lebih baik aku mati ditanganmu, daripada harus menjauh darimu – Jeon Jung Kook



HAPPY READING !!

***
Cheodam-dong,14 Februari 2013
Kreeeeeettttttttt, suara pintu yang sudah terlihat tua itu berbunyi tanda ia terbuka. Sedikit demi sedikit cahaya itu masuk ke dalam ruangan yang gelap dan sempit itu. Samar-samar terlihat sosok seorang pria berpakaian serba hitam dari ujung kepala sampai ujung kakinya. Perlahan pria itu masuk ke dalam ruangan gelap dan sempit itu meghampiri seseorang yang diketahui adalah sekapannya. Dengan senyuman liciknya ia menghampiri gadis–sekapannya itu, dan menatap gadis yang seluruh badannya terikat serta mulutnya ditutup dengan lakban hitam itu dengan tatapan seorang psikopat. Sedangkan orang yang ditatap kembali menatap dengan tatapan yang tak kalah tajamnya.
“Anyyeong, Ji Hyun-ah” sapa pria itu kepada Ji Hyun-gadis sekapannya.
“………” Ji Hyun hanya diam. Namun ia masih menatap dengan tatapan yang sangat tajam kepada pria psikopat itu.
“Ah, aku lupa! Kau tidak bisa berbicara! Hahahaha” suara tawa pria psikopat itu menggelegar di ruangan yang gelap itu.
Masih.Ji Hyun masih menatap dengan tatapan seperti ingin membunuh pria itu. Namun apa daya, sekarang seluruh tubuhnya terikat oleh tali-tali besar. Tentu saja itu semua adalah ulah si pria yang menurutnya tidak waras alias PSIKOPAT!
Pria itu mulai mendekati Ji Hyun, dan membuka penutup mulut Ji Hyun dengan kasar membuat gadis itu meringis kesakitan.
“Apa maumu, hah?!” teriak Ji Hyun sesaat setelah penutup mulutnya dibuka dengan sangat kencang dan menimbulkan feedback yang menggelegar di seluruh ruangan gelap itu.
“Oh, santai sajalah. Aku tidak akan menyakitimu gadis manis” dengan entengnya pria psikopat itu menjawab sembari mengelus pipi Ji Hyun. Seketika Ji Hyun menolak dan geram akan perlakuan pria itu.
“Hentikan semua ini, Kwon Ji Young!”
Kwon Ji Young, nama pria psikopat itu menggema diruangan itu akibat teriakan keras dari Ji Hyun. Sedetik kemudian tiba-tiba saja Ji Young mengeluarkan sebilah pisau dibalik saku celananya dan mengarahkannya pada wajah Ji Hyun.Namun pada wajah Ji Hyun tak terlihat ekspresi takut ataupun khawatir, tatapan matanya masih penuh dengan amarah pada orang yang ada di hadapannya itu.
“Hentikan, Kwon Ji Young!” tiba-tiba terdengar suara seorang pria, entah sejak kapan ia berada di ruangan ini.
“Mworago? MWORAGO?! Aku tidak tahan lagi melihat tatapan matanya dan mendengar suara menyebalkannya ini, Taecyeon-ah!” Ji Young marah pada Taecyeon, ia berbicara tanpa menoleh sedikitpun ke arah temannya itu.
“Lepaskan saja dia. Tidak ada gunanya juga kita menyekapnya di sini. Lebih baik cari cara lain saja. Ataukah, apa perlu kita membawanya ke Jepang dan melatihnya menjadi seorang pembunuh handal yang bertangan dingin?” tawaran yang sangat menggiurkan bagi Ji Young. Sebentar ia melihat ke arah Ji Hyun lalu ke arah Taecyeon, kali ini dengan smirknya yang sangat jahat itu. Wajah niat jahat keduanya saling menatap satu sama lain.
“Mworago?! Shiro! Cepat lepaskan aku! Atau…-”
“Atau apa?” dengan cepat Ji Young memotong perkataan Ji Hyun.Makin geram. Ya.Itulah yang Ji Hyun rasakan saat ini.
“Taecyeon-ah, aku setuju dengan saranmu itu.” Smirk itu lagi. Ji Hyun sangat membenci Kwon Ji Young bahkan sampai hal terkecil yang menyangkut pria ini.
‘Mwo?Apa katamu?’gumam Ji Hyun dalam hati.
***
Seoul, 14 Februari 2013
Malam ini taman kota dipenuhi oleh ribuan pasangan yang sedang merayakan Valentine Days, hari kasih saying yang hanya dirayakan setiap tanggal 14 Februari. Berbagai macam cara mereka lakukan untuk merayakannya. Mulai dari hal kecil seperti memberikan bucket bunga sampai hal besar seperti melamar atau bahkan menikahi pasangannya. Semua orang dengan pasangannya masing-masing, terkecuali seorang laki-laki berparas tampan. JungKook, nama laki-laki itu. Dilihat dari penampilannya saja sangat jelas ia masih sekolah. JungKook hanya duduk sendiri di bangku taman bermandikan cahaya lampu tengah menunggu seseorang yang special baginya. Namun sudah berjam-jam tak ada tanda-tanda kehadiran gadis pujaannya, Cho Ji Hyun.
Padahal malam ini adalah malam special baginya, bagaimana tidak? Malam ini ia akan mengutarakan isi hatinya pada Ji Hyun, kalau selama ini ia sangat menyukainya. Saking spesialnya, penampilannya malam ini pun ikut special. JungKook mengenakan T-Shirt putih dengan outfit kemeja berbahan jeans halus dipadukan dengan celana jeans senada dengan kemejanya serta sepatu hitamnya.Wajah khawatir nampak pada wajahnya.
“Kemana Ji Hyun? Jangan-jangan dia tidak datang? Aish, tapi… “ sejenak JoongKook berfikir lalu selanjutnya JoongKook mendesah pelan memikirkan Ji Hyun. JungKook merasa ia menjadi orang yang paling menyedihkan di hari kasih saying tahun ini, JungKook memutuskn untuk pulang setelah menunggu Ji Hyun selama lebih dari 6 jam.
Sementara orang yang ditunggunya tengah tersekap di sebuah ruangan sempit dan gelap ditemani dengan 2 orang psikopat.
“Apa yang kalian inginkan sebenarnya?Membunuhku secara perlahan? Atau-“
“Ya! Aku ingin sekali membunuhmu secara perlahan, agar kau dan seluruh keluargamu tau betapa sakitnya dibunuh secara perlahan itu! Kau tau, membunh dengan sekali serang itu tidak asyik, Uri Ji Hyun-ie, ahahahhah!!!” jawaban yang Ji Hyun dengar dari seorang Ji Young mampu membelalakan matanya seketika itu juga.
“Mwo? Jadi kau ingin membalas dendam pada ayahku dengan cara licik seperti ini?!”
“Tidak! Tentu saja lebih dari yang kau bayangkan, Cho Ji Hyun! Kau tau betapa sakitnya dan menderitanya terpisah dari orangtuamu sendiri?!Itulah yang aku rasakan saat itu dan saat ini. Ayahmu telah memisahkan aku dengan kedua orangtuaku disaat aku sangat menyayangi mereka! Ayahmu telah membunuh kedua orangtuaku! Neo molla?!” dengan sangat emosi Ji Young mengungkapkan perasaannya yang kacau saat ini. Seketika terpampang ekspresi wajahya yang menunjukan betapa ia sangat kehilangan dan sedih di balik wajahnya yang tadi terlihat enteng dan psikopat itu.
“Sudahlah, jangan kau bahas lagi itu Ji Young-ah.” Taecyeon menenangkan Ji Young yang terpuruk di atas lantai seusai mengatakan uneg-unegnya dihadapan Ji Hyun, yang tak lain adalah hoobae dan teman sepermainannya saat kecil dulu.
Mianhaeyo, Ji Young-sanbae” nadanya terdengar lirih dari mulut Ji Young, seakan ia merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Jin Young saat itu.
“Diamlah! Aku tidak butuh permintaan maafmu itu! Yang aku ingin kau dan orangtuamu tahu seperti apa rasanya dipisahkan dari orang yang kau sayangi!!!”
“Tapi kenapa sekarang? Kenapa harus sekarang?! Kenapa tidak dari dulu kau melakukannya?!”
“Wae? Kau tidak suka? Kau tau apa alasannya? Karena hari ini bertepatan dengan 5tahun kematian kedua orangtuaku!”
Mata Ji Hyun seakan hampir keluar dari singgahsananya, Ji Young ternyata memiliki masa lalu yang menyedihkan. Ditinggalkan kedua orangtuanya saat hari kasih sayang.
‘Jika itu semua terjadi padaku, apa aku akan merasakan hal yang sama dan berbuat hal sama pula?’fikir Ji Hyun.
***
Yokohama-Japan, 11 Februari 2014
Setelah hampir setahun lamanya Ji Hyun disekap akhirnya Ji Young dan Taecyeon memutuskan untuk membawanya ke Jepang dan melatihnya menjadi pembunuh bertangan dingin sesuai saran Taecyeon, sahabat karib Ji Young.
Setahun telah berlalu semenjak kejadian malam natal itu. Ji Young memutuskan untuk membawa kembali Ji Hyun ke Korea, setelah ia mencuci otak Ji Hyun dan meracuni pikiran gadis itu. Dan terciptalah seorang Ji Hyun dengan mata tanpa cahaya dan berhati dingin sedingin es di kutub utara.
“Kita mau kemana lagi?” Tanya seorang gadis dengan nada datar dan tatapan dinginnya, Ji Hyun
“Seoul, Korea selatan. Kita akan pulang ke kampung halaman kita. Disana sudah ada pekerjaan yang menantimu, Ji Hyun-ah”
Ji Hyun diam, tak ada komentar darinya. Yang ada hanya tatapan kosong yang terlihat pada mata dinginnya.
“Wah, dia benar-benar melebihi dari apa yang kita inginkan, Ji Young-ah” timpal Taecyeon yang tengah membereskan barang-barang mereka.
“Kapan jadwal keberangkatan kita,Taec?” Tanya Ji Young dengan wajah sumringah.
“Malam ini sekitar jam 11 malam. Mungkin kita akan sampai besok pagi, Ji Young-ah.”Jawab Taecyeon dengan akurat.
Sementara itu dilain pihak terlihat Ji Hyun tengah melihat sebuah lembar foto yang ia ambil dari saku hoodienya.
“Lama tak jumpa, bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja disana? Maaf aku tidak bisa menepati janjiku malam itu, tunggulah aku pasti akan bertemu denganmu. Semoga…” ucapnya lirih diiringi uraian air mata yang mengalir dipipinya. Rupanya selama ini Ji Hyun selalu menyembunyikan fotonya bersama Joong Kook. Dibalik wajahnya dan sikapnya yang dingin ia  tidak pernah lupa dengan orang-orang tersayangnya, orangtuanya dan Joong Kook.
Perlu kalian tahu, selama ini rupanya Ji Hyun berpura-pura selalu menuruti apa yang diperintahkan oleh Ji Young untuk melindungi nyawanya serta orang-orang tersayangnya.
Sekilas Ji Hyun melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya, sudah jam 10.30 malam. Itu berarti ia harus segera bergegas untuk ke bandara.
“Sudah waktunya. Tunggu aku, ne?” batinnya sembari melihat foto itu lagi. Segera ia masukan lagi foto itu dalam sakunya saat ia mendengar Ji Young memanggilnya dari dalam rumah yang selama ini mereka tempati.
***
Seoul, 13 Februari 2014
Jungkook tengah berlari-lari kecil/jogging sore ini di taman yang biasa ia datangi dengan Ji Hyun. Langkah kakinya berhenti saat ia melewati kursi panjang, disampingnya ada sebuah pohon besar nan rindang. Tempat itu adalah tempat favorit Jungkook dan Ji Hyun.
Joongkook mengahampiri kursi panjang tersebut dan duduk diatasnya. Lalu terlihat bayangan wajah Ji Hyun yang tersenyum. “Ji Hyun-ah, neo eodisseo? Bogoshippo.” Tanpa terasa air mata mengalir diwajah tampannya itu ketika ia teringat akan sosok Ji Hyun yang selalu tersenyum menatapnya.
Tiba-tiba saja ada seseorang yang menghampirinya,orang itu berdiri dibelakang punggung Joongkook yang tengah mengahadap kea rah kanan.
Na yeogisseo, Jungkook-ah” terdengar suara seseorang yang tak asing lagi ditelinganya. Suara itu sangat dekat. Joongkook berbalik. Dan saat itu pula matanya menangkap sosok yang sangat ia rindukan, Cho Ji Hyun.
“Lama tak jumpa, Jungkook-ah.” Ji Hyun tersenyum hangat pada Jungkook. Sungguh itu adalah senyum yang selama setahun ini ia rindukan.
“Ji Hyun-ah,” lirih Joongkook sembari bangkit dari duduknya, dan langsung menarik tangan Ji Hyun dan memeluknya dengan erat seakan ia takut kehilangan gadis ini lagi.
“Kau kemana saja selama ini? Bahkan kau lupa akan janji kita. Bogoshippoyo, Ji Hyun-ah.”ucap Jungkook ditengah isakan tangisnya yang masih mendekap tubuh Ji Hyun.
“Itu tidak penting. Yang penting kan aku sudah kembali lagi sekarang.”
Pelukan itu berlangsung lama, bahkan mungkin sangat. Sampai-sampai Ji Hyun kesusahan untuk bernafas. Senyum itu terukir lagi dibibir mungilnya.
Di tempat yang sama, ternyata ada mata yang sedang memperhatikan mereka, Ji Young dan Taecyeon. Ji Young marah, bahkan karena ia tidak bisa menahan amarahnya ia hendak menghampiri kedua bocah itu, namun ditahan oleh Taecyeon.
“Tenanglah dulu, ini bukan saatnya. Lihatlah, apa kataku kenapa tidak dari dulu kau melepasnya saja? Dia itu bukan tipe orang yang mudah diubah pemikirannya.” Jelas Taecyeon.
“Taec, aku punya rencana bagus”
“Eum?”
***
Seoul, 14 Februari 2014
Malam ini merupakan malam yang special (lagi) bagi Jungkook, bagaimana tidak? Malam ini dia ada janji dengan gadis pujaannya, Ji Hyun. Jungkook berharap kali ini ia tak boleh gagal lagi seperti dulu kala.
Tiga puluh menit sudah Jungkook menunggu Ji Hyun di taman tempatnya membuat janji dengan Ji Hyun. Namun gadis itu tak kunjung datang, bahkan Ji Hyun tak membalas pesan singkat ataupun menjawab panggilan telepon dari Jungkook. Jungkook khawatir. Ia takut hal yang terjadi dulu kala itu akan terulang lagi.
Yang ditunggu pun akhirnya menunjukkan dirinya. Ya. Ji Hyun datang walau telat hampir satu jam. Malam ini Ji Hyun tampak cantik dengan menggunakan dress selutut berlengan pendek berwarna putih dengan mengenakan wedges berwarna senada dengan dressnya. Jungkook terkesiap, terpesona dengan penampilan Ji Hyun malam ini.
Mianhae, aku telat.”
A-a-ania, g-gwaen-gwaencanha, Ji Hyun-ah.” Jawab Jungkook dengan tergagap, masih terpesona akan penampilan Ji Hyun malam ini. Dibenaknya, Ji Hyun bagaikan bidadari yang ditakdirkan untuk bersamanya.
Wae? Apa aku terlihat aneh? Atau..”
Ah, ani. Kau cantik malam ini”
Gomawo” Ji Hyun tersipu mendengar kalimat terakhir tadi dari Jungkook.
“Ah, iya. Silahkan duduk.” Jungkook menunjuk kursi panjang taman yang ada disamping mereka.
Ne.” Ji Hyun duduk disebelah kiri Jungkook. Keduanya menatap langit yang gelap.
“Ah, cho-chogi..” Jungkook tergagap. Jungkook kebingungan harus mulai dari mana.
“Eum? Waeyo?”
“Ji-Ji Hyun-ah. Neo, na yeojachingu ga do jullae?”*(read : Maukah kau menjadi pacarku?) dengan gugup akhirnya Jungkook mengungkapkan isi hatinya pada Ji Hyun.
Ji Hyun kaget. Bola matanya seakan hendak keluar dari singgahsananya. Namun dibalik itu, ia bahagia, senang tiada tara mendengar orang yang disukainya juga menyukainya.
Jinjjayo?” pertanyaan itu hanya dijawab anggukan serta senyuman manis oleh Jungkook.
“Jadi?” Ragu. Itulah perasaan dibalik kata yang ia lontarkan barusan.
“Tentu saja aku mau. Nado johaeyo” Jungkook tersenyum mendengar jawaban Ji Hyun. Tiba-tiba saja tangan Jungkook sudah menggenggam tangan mungil Ji Hyun. Mereka tersenyum menatap satu sama lain. Namun, tiba-tiba…
DUARRRR !!!!
Sebuah peluru panas tepat mengenai dada sebelah kiri Jungkook. Ji Hyun terkejut begitupun dengan Jungkook. Mata Jungkook melebar, seakan ingin keluar dari tempatnya, menahan sakit yang begitu besar, kini ia berada diambang kematian. Darah yang berasal dari dada Jungkook yang tertembak tadi memuncrat diwajah Ji Hyun. Ji Hyun panik! Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Ji Hyun hanya bisa menangis menyaksikan Jungkook, orang yang disayanginya, yang baru saja menjadi pacarnya itu sekarat dihadapannya, dengan mata kepalanya sendiri. Jungkook terjatuh. Tubuhnya sudah tak bisa tegak lagi. Ia tumbang dipelukan Ji Hyun. Masih dengan menggenggam tangan Ji Hyun. Ji Hyun menangis. Ia berteriak meminta pertolongan. Namun sia-sia tak ada seorangpun di sana terkecuali mereka.
“Ahh Ahhh, Eotteokkhae? Jungkook-ah bertahanlah. Aku akan segera menghubungi ambulance. Bertahanlah. Demi aku!!” dengan terisak Ji Hyun berusaha menenangkan dirinya.
Baru saja hendak memanggil ambulance, tangannya ditahan oleh tangan Jungkook yang penuh dengan darah.
“Haaaa, Ji Hyun-ah?” dengan segenap kekuatannya yang tersisa Jungkook berusaha mengucapkan sesuatu, namun badannya kembali tumbang, kali ini bukan hanya ia namun juga Ji Hyun, keduanya jatuh ke rerumputan yang ada di tanah. Ji Hyun meletakkan Jungkook di pangkuannya.
“Ji Hyun-ah, mianhada. Jeongmal mianhae. Terimakasih karena kau sudah mau menerima perasaanku padamu. Meski tak berlangsung lama, aku sangat bahagia. Maaf aku tidak bisa terus bersamamu, sepertinya aku tidak bisa Ji Hyun-ah.Mianhae. Anyyeong Ji Hyun-ah Diam. Tak ada kalimat yang keluar lagi dari mulut Jungkook. Tak ada lagi denyu janungnya. Dia sudah meninggal, dipangkuan Ji Hyun. Ji Hyun menangis sejadi-jadinya, sembari memeluk tubuh Jungkook yang sudah tak bernyawa lagi.
***


Seoul, 21 Februari 2014
Seminggu setelah kematian Jungkook, Ji Hyun masih saja mengurung diri di kamar apartemennya. Perasaannya masih kacau tentang kematian Jungkook yang secara tiba-tiba itu. Tak lama, ringtone handphonenya berbunyi, tanda panggilan masuk. Awalnya raut muka Ji Hyun biasa-biasa saja, namun tak lama raut mukanya berubah menjadi serius ketika ia melihat nama yang terpampang dilayar ponselnya, Kwon Ji Young.
Dengan kesal bercampur marah, Ji Hyun menjawab panggilan orang yang paling dibencinya itu.
“Yeobeoseyo?” ucapnya diawal percakapannya.
“Lama tak mendengar suaramu. Bagaimana kabarmu, Ji Hyun-ah”
“Tak usah basa-basi, apa yang mau kau katakana sebenarnya?”
“Ekhm,” Ji Young berdehem.“Bagaimana rasanya ditinggalkan orang yang kau sayangi?”
DEGGG…..
Pertanyaan Ji Young seakan membuatnya mengingat satu hal, pertanyaan itu hampir sama dengan apa yang Ji Young katakana dulu, saat menyekapnya.
“Tidak mungkin… kau..”
“Ya, benar. Akulah yang telah membunuh Jungkook, kekasihmu itu, hahahahahah” tawanya membludak tepat ditelinga Ji Hyun. Membuat kemarahan Ji Hyun tak teredam lagi.
Tanpa terasa, air matanya kini sudah membasahi pipinya, matanya terasa panas saat ia mendengar pengakuan gila dari Ji Young.
“Neo…eodiga…?? NEO EODIGAAAA??!!” Ji Hyun marah. Ia tak bisa lagi menahan gejolak dihatinya.
“Percuma saja kalau kau mau menemuiku. Aku sudah tak berada di Korea lagi sejak empat hari yang lalu.”
“Geotjimal… geotjimallago!!!” Ji Hyun berteriak dengan sekencang-kencangnya meluapkan segala amarah dalam dirinya.
“Kalau kau tak percaya silahkan saja kau mencariku ke seluruh Korea.” Tawanya kembali membludak ditelinga Ji Hyun.
Tutt ttuttt….
“Ya!Ya!” sambungan telepon itu terputus. Menangis. Menjerit sejadi-jadinya. Hanya itu yang bisa ia lakukan sekarang untuk mengeluarkan kemarahannya. Tangan kananya meraih figura kecil, didalamnya terpampang wajahnya dan Jungkook yang saling tersenyum menghadap kamera.
Air mata yang tak terbendung itu serta isakan tangisnya semakin menjadi-jadi saat melihat senyum cerah Jungkook. Air matanya membasahi figura tepat diwajah Jungkook.
“Jungkook-ah, aku janji aku pasti akan menemukan bajingan itu, dan membalas dendam untukmu. Yakseokhae!” ucapnya dengan nada lirih sembari memeluk figura tersebut.
_FIN_

A/N     : Aduh aduuuh,,, maaf bangeet untuk yang suka abang(?) GD, maaf banget kalau karakternya aku bikin begitu. Maaf juga karena ceritanya gak seru dan alurnya acak banget. Dan tenang aja, dede Kookie baik-baik aja koq, chingu... hehehe Terimakasih untuk yang mau baca tulisan ini... Sampai jumpa di cerita selanjutnya... ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar